Jumat, 20 Februari 2015

Rotan alami dan rotan sintetis

Rotan sudah lama dikenal sebagai bahan furniture untuk interior rumah. Bahan yang relatif murah, fleksible namun kuat membuat rotan dapat dibentuk menjadi furniture yang artistik, ringan, ekonomis dan jika terawat baik dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Namun rotan mempunyai kelemahan, selain mudah dimakan sejenis rayap, rotan alami tidak terlalu bersahabat dengan cuaca karena akan mengakibatkan kusam dan cepat lapuk. Ini menyebabkan furniture berbahan rotan kurang cocok ditempatkan di luar ruangan, meski akan nampak sangat natural jika diletakkan di taman. Di alam bebas, makin lama rotan alami semakin sulit diperoleh, sebagai dampak makin berkurangnya hutan di Indonesia.

Kini dengan berkembangnya tehnologi yang ramah lingkungan, meski masih banyak penggemarnya rotan alami telah banyak tergantikan dengan rotan sintetis. Berbahan High Density Polyethylene (HDPE) rotan sintetis dibuat dari bahan yang tidak mengandung racun maupun logam berat, dan dapat didaur ulang; sehingga ramah lingkungan.

Selain dapat mengatasi kekurangan rotan alami, rotan sintetis ini tampil sangat natural dan memiliki tekstur sebagaimana rotan asli. Rotan sintetis memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap sinar matahari langsung, hujan, dan perubahan cuaca panas dingin. Selain itu dia juga tahan terhadap kelembaban, air laut, maupun air yang mengandung klorin, sehingga dapat dicuci. Bahkan salah satu produsen bahan rotan sintetis memastikan mampu bertahan selama 3 tahun dari pengelupasan, patah, retak, bahkan perubahan warna akibat paparan panas dan hujan; tentunya dalam pemakaian normal dan perawatan yang memadai.

Dengan berbagai keunggulan itu, rotan sintetis cocok diaplikasikan sebagai bahan dasar furniture indoor maupun outdoor, dan juga dalam pembuatan kerajinan berkualitas ekspor.

1 komentar: